5 Puisi Bertema Patah Hati Karya Ratni Dewi Sawitri



Siap jatuh cinta, siap juga untuk patah hati. Hal ini menjadi satu paket yang tidak bisa dipisahkan. Setiap orang menginginkan kisah asmara yang berjalan mulus dan baik – baik saja. Seperti halnya seorang wanita wajib mengetahui tata cara mandi wajib setelah haid.Tidak ada satu orang pun yang berharap akan gagal dan akhirnya mengalami patah hati. Kamu perlu paham cara mengajarkan anak salat sejak dini bahwa patah hati adalah resiko yang harus siap kamu terima dan hadapi ketika kamu sedang jatuh cinta. Meski perasaan menjadi sedih dan pikiran menjadi tak karuan, kamu harus tetap bisa menerima dan menjalani segalanya dengan hati yang lapang dan ikhlas sebagai bagian dari perjalanan move on sambil menikmati minuman khas Imlek.

Resapi lebih dalam perasaan sakit hati yang bersarang di dadamu sampai akhirnya perasaan sakit itu tidak lagi kamu rasakan dengan puisi – puisi patah hati di bawah ini. Siapa tahu hal ini membuat kamu jadi lebih lega karena perasaaanmu jadi tersalurkan.

Berikut ini 5 Puisi bertema Patah Hati, antara lain:

Setangkai Mawar Berduri

Ku tersadar dari mimpi panjang ini

Ternyata engkau berduri

Isyarat cinta aroma kepalsuan

Duri – duri halusmu acap kali menusuk jantung

Kesetiaan dibalas pengkhianatan

Retina ini tak terasa berair pedih

Hati bagai tertusuk sembilu

Mawar yang pernah merekah bersemi indah di taman hati

Kini tinggal kenangan tenggelam dalam khayalan

Sirna sudah indahnya, lenyap sudah harumnya

Kumbang pun berlalu pergi meninggalkan sisa – sisa kelopak kering

Diantara daun yang berguguran

Satu persatu terkapar hilang tercampakkan

Renjanaku telah sirna tak berbekas

Kandas bersama mulus tajamnya cintamu

Usai sudah romansa semerbak mewangi menjadi layu


Lembaran Luka yang Membekas

Pada lembarnya kubagi cerita

Sebuah kisah indah menjelma menjadi luka

Luka mendalam menggores dada

Selalu terbayang tentangmu dalam ingatanku

Kutulis kisah pada setiap lembarnya

Tatkala hati bertanya, mengapa engkau tega?

Cinta tulus berbalas dusta

Luka yang kau gores masih membekas di sudut hati

Sakit... sungguh sakit

Rasanya ingin membalas tapi tak kuasa

Tulusnya cinta mengalahkan segalanya

Hanya pada setiap lembarnya aku mampu bercerita

Menyatukan kata demi kata menjadi sajak – sajak indah

Kisahmu telah kutulis di lembaran putih walau sudah ternodai

Biarlah kisah ini kusimpan dalam kenangan

Sebagai saksi bahwa kita pernah bersama


Harapan yang Tumbuh, Hati yang Patah

Aku benci hati ini

Sudah kesekian kali tersakiti, namun tak bosan jatuh cinta kembali

Aku benci hati ini

Sudah berulang kali dibohongi, namun tak sungkan untuk kembali mempercayai

Sakitnya jatuh cinta kembali kurasakan

Pada rasa yang terbakar oleh sebuah pengharapan

Kau yang pernah hadir di hidupku, hiasi ruang di hati

Sebuah janji pernah terucap dari bibirmu

Kau sematkan cincin di jari manisku

Membuat harapan baru di hidupku

Kini harapan itu hancur

Kau telah mendua, kau telah nodai cinta ini

Kau beri aku harapan, seketika kau hancurkan harapan itu

Harapan yang tumbuh, kau tukar dengan hati yang patah

Bukan cinta ini yang salah

Namun aku yang salah telah memilihmu


Mungkin Aku Sedang Diuji

Mungkin aku sedang diuji

Atas kata yang pernah ku sematkan pada kuluman bibir

Ketika mentari tak secerah sinar di pagi sebelumnya

Ketika malam tak membawa kehangatan seperti yang kurasakan kemarin

Ketika perubahan tak terasa manis

Dalam keheningan ku bertanya

Dan jawabannya mungkin aku sedang diuji

Mencoba jelaskan pada hati

Namun hati meronta seakan tak terima dengan perkara yang terjadi

Ku coba memahami sandiwara dunia mereka

Di dalam dendam dan kecewa

Yang menjadikan noda di dada

Karena iblis senantiasa ada

Dalam hati suci manusia

Ku melangkah secara perlahan

Merelakan hati untuk ikhlas

Melatih diri untuk memaafkan

Tiada yang akan disesalkan

Biarkan waktu terus berlalu

Biarkan mereka menjadi cerita semu

Biarkan keangkuhannya bergetar menganggu

Yang penuh fitnah dan segala tipu rayu


Tasbihku Berbeda dengan Kalung Salibmu

Gerimis menyelimuti malam yang kelabu

Malam ini tak seindah malam kemarin

Hati bagai tertusuk sembilu, dunia terasa bersepai

Air mata menghiasi pipi

Ini tentang aku dan kau

Tentang sebuah rasa dan realita

Tentang kenyataan bahwa kita berbeda

Kita terpaut, kita berbeda jauh

Cinta kita terlarang

Kita tak mungkin bersatu

Kitabku berbeda dengan kitabmu

Tuhanku berbeda dengan Tuhanmu

Aku dengan tasbih di genggamanku

Dan kau dengan salib di lehermu

Sejauh itu kita berbeda

Haruskah kita bersatu melawan perbedaan ini?

Atau mudur secara perlahan

Memilih arah jalan yang berbeda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Puisi Terpopuler Karya Sapardi Djoko Damono, Penyair Terkenal Indonesia

Kumpulan Puisi Chairil Anwar Terpopuler

Contoh Puisi Anak SD