5 Puisi Bertema Patah Hati Karya Ratni Dewi Sawitri
Resapi lebih dalam
perasaan sakit hati yang bersarang di dadamu sampai akhirnya perasaan sakit
itu tidak lagi kamu rasakan dengan puisi – puisi patah hati di bawah ini. Siapa
tahu hal ini membuat kamu jadi lebih lega karena perasaaanmu jadi tersalurkan.
Berikut ini 5 Puisi bertema Patah Hati, antara lain:
Setangkai Mawar Berduri
Ku
tersadar dari mimpi panjang ini
Ternyata
engkau berduri
Isyarat
cinta aroma kepalsuan
Duri
– duri halusmu acap kali menusuk jantung
Kesetiaan
dibalas pengkhianatan
Retina
ini tak terasa berair pedih
Hati
bagai tertusuk sembilu
Mawar
yang pernah merekah bersemi indah di taman hati
Kini
tinggal kenangan tenggelam dalam khayalan
Sirna
sudah indahnya, lenyap sudah harumnya
Kumbang
pun berlalu pergi meninggalkan sisa – sisa kelopak kering
Diantara
daun yang berguguran
Satu
persatu terkapar hilang tercampakkan
Renjanaku
telah sirna tak berbekas
Kandas
bersama mulus tajamnya cintamu
Usai sudah romansa semerbak mewangi menjadi layu
Lembaran Luka yang Membekas
Pada
lembarnya kubagi cerita
Sebuah
kisah indah menjelma menjadi luka
Luka
mendalam menggores dada
Selalu
terbayang tentangmu dalam ingatanku
Kutulis
kisah pada setiap lembarnya
Tatkala
hati bertanya, mengapa engkau tega?
Cinta
tulus berbalas dusta
Luka
yang kau gores masih membekas di sudut hati
Sakit...
sungguh sakit
Rasanya
ingin membalas tapi tak kuasa
Tulusnya
cinta mengalahkan segalanya
Hanya
pada setiap lembarnya aku mampu bercerita
Menyatukan
kata demi kata menjadi sajak – sajak indah
Kisahmu
telah kutulis di lembaran putih walau sudah ternodai
Biarlah
kisah ini kusimpan dalam kenangan
Sebagai saksi bahwa kita pernah bersama
Harapan yang Tumbuh, Hati yang Patah
Aku
benci hati ini
Sudah
kesekian kali tersakiti, namun tak bosan jatuh cinta kembali
Aku
benci hati ini
Sudah
berulang kali dibohongi, namun tak sungkan untuk kembali mempercayai
Sakitnya
jatuh cinta kembali kurasakan
Pada
rasa yang terbakar oleh sebuah pengharapan
Kau yang pernah hadir di hidupku, hiasi ruang di hati
Sebuah
janji pernah terucap dari bibirmu
Kau
sematkan cincin di jari manisku
Membuat
harapan baru di hidupku
Kini
harapan itu hancur
Kau
telah mendua, kau telah nodai cinta ini
Kau
beri aku harapan, seketika kau hancurkan harapan itu
Harapan
yang tumbuh, kau tukar dengan hati yang patah
Bukan
cinta ini yang salah
Namun aku yang salah telah memilihmu
Mungkin Aku Sedang Diuji
Mungkin aku sedang diuji
Atas kata yang pernah ku sematkan pada
kuluman bibir
Ketika mentari tak secerah sinar di pagi
sebelumnya
Ketika malam tak membawa kehangatan
seperti yang kurasakan kemarin
Ketika perubahan tak terasa manis
Dalam keheningan ku bertanya
Dan jawabannya mungkin aku sedang diuji
Mencoba jelaskan pada hati
Namun hati meronta seakan tak terima
dengan perkara yang terjadi
Ku coba memahami sandiwara dunia mereka
Di dalam dendam dan kecewa
Yang menjadikan noda di dada
Karena iblis senantiasa ada
Dalam hati suci manusia
Ku melangkah secara perlahan
Merelakan hati untuk ikhlas
Melatih diri untuk memaafkan
Tiada yang akan disesalkan
Biarkan waktu terus berlalu
Biarkan mereka menjadi cerita semu
Biarkan keangkuhannya bergetar menganggu
Yang penuh fitnah dan segala tipu rayu
Tasbihku Berbeda dengan Kalung Salibmu
Gerimis
menyelimuti malam yang kelabu
Malam
ini tak seindah malam kemarin
Hati
bagai tertusuk sembilu, dunia terasa bersepai
Air
mata menghiasi pipi
Ini
tentang aku dan kau
Tentang
sebuah rasa dan realita
Tentang
kenyataan bahwa kita berbeda
Kita
terpaut, kita berbeda jauh
Cinta
kita terlarang
Kita
tak mungkin bersatu
Kitabku
berbeda dengan kitabmu
Tuhanku
berbeda dengan Tuhanmu
Aku
dengan tasbih di genggamanku
Dan
kau dengan salib di lehermu
Sejauh
itu kita berbeda
Haruskah
kita bersatu melawan perbedaan ini?
Atau
mudur secara perlahan
Memilih arah jalan yang berbeda
Komentar
Posting Komentar